Selasa, 02 April 2013

Perbedaan dan Persamaan Ilmu Budaya Dasar dengan Ilmu Pengetahuan Sosial


Ilmu Budaya Dasar adalah Pengetahuan yang memberikan tentang pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan yang berhubungan dengan masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Secara garis besar, ilmu budaya dasar dapat mengembangkan kpribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang berhubungan dengan orang lain, alam sekitarnya maupun yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Selain itu, ilmu Budaya dasar adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan.
Secara umum, tujuan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai pembentuk dan pengembang kpribadian serta perluasaan wawasan pengetahuan dan pemikiran manusia mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dan berhubunga kebudayaan dan kemanusian agar daya tanggan, persepsi dan penalaran terhadap lingkungan budaya dapat diperluas dalam kehidupan manusia.
Latar belakang ilmu budaya dasar:
  • Dari kenyataannya dalam kehidupan, indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala jenis keanekaragaman budaya yang tercemin dalam berbagai aspek kehidupan, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan yang berkaitan dengan kesukuan atau kedaerahan.
  •  Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi menimbulkan perubahan-perubahan pada kondisi kehidupan manusia terutama ,berdampak pada sisi kebudayaannya.  Kemajuan tersebut bisa berdampak positif dan bahkan juga bisa berdampak negatif .

Sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah terjemahan dari social studies dalam konteks kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Amerika Serikat. Edgar B. Wesley dalam bukuTeaching Social Studies (1952) mengartikan Studi Sosial “those portions or aspect of social sciences that heve been selected and adapted for used in the school or in other instructional situation” (bagian atau aspek-aspek ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan dengan maksud digunakan di sekolah atau situasi pengajaran lain).
Paul Mathias dalam buku The Teacher’s Handbook for Social Studies memberikan penjelasan bahwa Studi Sosial merupakan pelajaran tentang manusia dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Karena itu Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari manusia, meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan lingkungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, dan memerlukan penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu dengan lainnya.
John Jarolimek menulis Pengetahuan Sosial adalah bagian dari kurikulum sekolah dasar yang mengambil subject matter content dari ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, politik, psikologi, philosofi, antropologi, dan ekonomi.
Leonard S. Kenworthy mengatakan Pengetahuan Sosial adalah studi tentang manusia untuk menolong siswa mengenal dirinya maupun orang lain, di dalam suatu masyarakat yang sangat bervariasi, baik karena perbedaan tempat atau waktu sebagai individu maupun kelompok dalam memenuhi kebutuhannya melalui berbagai institusi seperti halnya manusia mencari kepuasan batin dan masyarakat yang baik.
Diana Nomida Musnir dan Maas DP (1998) menjelaskan hakikat pendidikan IPS adalah berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas, korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya pencapaian tujuan di berbagai jenjang pendidikan. Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan berbagai prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik.
Nu’man Sumantri (2001) mengaskan bahwa IPS adalah suatu synthetic discipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Makna synthetic discipline, bahwa IPS bukan sekedar mensintesiskan konsep-konsep yang relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan.
Dengan demikian IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan sebagainya.
Dari pendeskripsian diatas, terilhat bahwa perbedaan antara Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial terletak pada perilaku dasar masyarakat. Dalam Ilmu budaya dasar manusia berhubungan dengan lingkungan budaya nya, sedangkan ilmu pengetahuan sosial, manusia berhubungan dengan lingkungan sosialnya.
Namun disamping itu, keduanya memiliki persamaan yaitu sama-sama mempunyai hubungan erat dengan manusia dan sangat mempengaruhi aspek kehidupan manusia.

hubungan Manusia dan Kebudayaan


Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani. Kata budaya meruapakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa dan rasa. Sebenarnya kata budata hanya digunakan sebagai singkatan dari kata kebudayaan yang berasal dari bahasa Sangsekerta budhayah yang dalan bahasa Belanda diistilahkan dengan kata Culturur, dan dalam bahasa Inggris Culture.
Manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Dick Hartono bahwa manusia merupakan kebudayaan.Hampir semua tindakan manusia merupakan kebudayaan. Hanya yang sidfatnya naluriah yang bukan merupakan kebudayaan, tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan dibiasaakan dengan cara belajar.  Oleh karena itu, Manusia dan Kebudayaan merupakan dua hal yang berkaitan sangat erat satu sama lain. Manusia di alam dunia ini memegang peranan penting dan unik yang dapat dipandang dari bebagai segi kehidupan.
Dalam ilmu sosial, manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan yang dilakukan atau disebut dengan homo economicus (ilmu ekonomi). Dan selain itu, manusia merupakan makhluk sosial yang berarti tidak dapat berdiri sendiri atau tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Mausia juga merupakan makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yang mempunyai kebudayaan, dan sebagainya.
Hubungan anatra manusia dengan kebudayaan dapat dilihat dari kedudukan manusia terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan kebudayaan, diantaranya adalah: 
  1. Penganut Kebudayaan
  2.   Pembawa Kebudayaan
  3. Manipulator Kebudayaan
  4.  Pencipta Kebudayaan

Disamping itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah.
Manusia dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.
Secara sederhana, hubungan antara manusia dengan kebudayaan adalah  “Manusia sebagai perilaku kebudayaan, sedangkan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan oleh manusia. Tetapi apakah hanya sesederhana itu hubungan antara keduanya ? tentu tidak, karena secara sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,yang berarti bahwa meskipun keduanya berbeda tetapi keduanya memiliki satu kesatuan yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan. Manusia menciptakan kebudayaan dan kemudian setelah kebudayaan tersebut tercipta maka kebudayaan itulah yang akan mengatur kehidupan manusia. Terlihat bahwa keduanya saling berkaitan satu sama lain.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan karena kebudayaan itu sendiri merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercankup dalam suatu kebudayaan tidak akan jauh dari kemauan manusia yang menciptakan kebudayaan itu sendiri.
            

GuruKu


Ulur genggam tangan Guruku …
Beliau yang tercipta …
dengan kehangatan telapak tangannya menggenggam jemari tanganku …
Beliau yang mengukir kebahagiannya …
Lewat senyum yang mengambang dibibir …
Beliau yang tanamkan berjuta pengharapan
…. untuk murid-muridnya
Hingga kini, terus tegar berdiri
…. Demi setetes tinta
yang penuh dengan pelajaran kehidupan
Itulah ilmu yang ajarkan kita ….
Tentang hakikat nafas yang kita hembuskan
Itulah ilmu yang ajarkan kita ….
Tentang makna langkah yang kita ambil
Itulah ilmu yang ajarkan kita ….
Tentang lamunan angin yang tersirat lewat kedipan mata
Dan yang akan sentuh hati kita
Saat beliau mulai lupa
Lupa untuk teruskan pijakan kakinya
Merajut helai-helai mimpinya
Dan menggapai matahari kehidupannya
Dan hingga suatu saat nanti
Guruku tetap Guruku
Yang genggam tanganku
Untuk bersama melaju dikehidupan nanti
Dengan ombak kedamaian..